首页 > 百科
Pertamina Genjot Kapasitas Domestik untuk Hadapi Pelemahan Rupiah dan Turunnya Harga Minyak Global
发布日期:2025-05-23 04:36:21
浏览次数:727
Warta Ekonomi,quickq免费账号 Jakarta -

Di tengah dinamika global saat ini, PT Pertamina (Persero) terus berupaya menjaga keberlangsungan operasionalnya untuk menjaga ketahanan energi nasional. Pertamina fokus pada peningkatan kapasitas domestik, termasuk pertumbuhan kinerja operasional serta profitabilitas keuangan yang stabil. 

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Senayan, Kamis 22 Mei 2025.

Pertamina Genjot Kapasitas Domestik untuk Hadapi Pelemahan Rupiah dan Turunnya Harga Minyak Global

Pertamina Genjot Kapasitas Domestik untuk Hadapi Pelemahan Rupiah dan Turunnya Harga Minyak Global

Simon mengungkapkan, tantangan global yang dihadapi Pertamina yakni pelemahan nilai tukar rupiah, kelebihan suplai minyak mentah yang memicu pada penurunan harga minyak mentah global, serta penurunan ‘crack spread’ atau selisih harga produk olahan dengan harga minyak mentah yang memicu kerugian bagi pelaku bisnis kilang global.

Pertamina Genjot Kapasitas Domestik untuk Hadapi Pelemahan Rupiah dan Turunnya Harga Minyak Global

"Untuk merespons dinamika ini, Pertamina fokus pada peningkatan kapasitas domestik, baik untuk produksi hulu maupun peningkatan serapan minyak mentah dalam negeri, dan menjaga keandalan operasional seluruh lini bisnis," jelas Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPRI RI, di Jakarta, Kamis, 22 Mei 2025.  

Pertamina Genjot Kapasitas Domestik untuk Hadapi Pelemahan Rupiah dan Turunnya Harga Minyak Global

Harga minyak mentah global mengalami penurunan sekitar 15-20 persen dibandingkan tahun lalu dari rata-rata 78 USD per barrel menjadi 65 USD per barrel pada bulan Mei 2025. Sementara itu, penurunan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika mencapai 4%. Sedangkan, selisih harga minyak mentah dan produk kilang yang disebut crack spread turun menjadi 10 USD per barrel, dibandingkan titik impas kilang Pertamina sebesar 15 USD per barrel.  

Baca Juga: Pertamina Sebut Impor Energi dari Amerika Serikat Capai Rp48,9 Triliun per Tahun

Simon mengungkapkan, Pertamina melakukan pengelolaan impor melalui pengalihan jalur distribusi dan diversifikasi sumber maupun supplier impor untuk memitigasi risiko geopolitik. “Pertamina terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk mendapat dukungan kebijakan dan skema G-to-G (government-to-government) dalam menjaga stabilitas suplai. Melalui berbagai upaya yang telah kami lakukan ini, Pertamina tetap mampu mempertahankan kinerja yang solid dan terus memberikan kontribusi optimal bagi negara,” imbuh Simon. 

Dalam rapat tersebut, Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro juga menjelaskan strategi bisnis Pertamina di tengah tantangan global tersebut antara lain penguatan produksi dan serapan dalam negeri, implementasi energi hijau, peningkatan kehandalan operasional, serta pengaturan pasokan komoditas minyak mentah dan produk yang lebih efektif. 

Dari sisi hulu migas, Wiko mengatakan, Pertamina fokus pada peningkatan produksi dalam negeri. Di sektor hulu, Pertamina memiliki Pokja Peningkatan Produksi Hulu bersama Kementerian ESDM untuk meningkatkan produksi nasional. Target produksi minyak domestik mencapai 419 MBOPD tahun 2025. Pada periode sama, Pertamina juga akan mengoptimalkan serapan minyak mentah domestik dari porsi Pemerintah, dengan serapan sekitar 12 juta barrel, atau setara 30 ribu BPD.

Baca Juga: Migas 1 Juta BOEPD hingga PNBP Rp401.8 T, Pertamina Paparkan Pertumbuhan Bisnis di Rapat Dengar Pendapat DPR

Pertamina, imbuh Wiko, juga menggenjot produksi energi hijau. Salah satunya, yakni penggunaan biodiesel B40 yang berhasil mengurangi konsumsi solar sekitar 9 juta barel per tahun. Selain biodiesel B40, Pertamina juga memiliki produk hijau yakni Sustainable Aviation Fuel 2,4 persen dan Bioetanol lima persen.

Strategi lainnya yakni pengelolaan pasokan komoditas minyak mentah dan produk. Pasokan dari pasar internasional diperkuat dengan pola operasi dan distribusi serta menggunakan pengalihan jalur distribusi apabila diperlukan, atau skema Regular, Alternative, dan Emergency (RAE).

Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

上一篇:Berapa Jumlah Rakaat Salat Nisfu Syaban?
下一篇:美国高校设计专业排名TOP5
相关文章